Torehan pilu

Aku memejamkan mata dan membukanya.
sebuah pilu yang mebasahi pipi, terasa sekali kejamnya dunia yang fana.
sebuah melodrama kehidupan yang harus kita terima dan lewati
entah sudah berapa kali aku melewatkan sebuah kebahagiaan kecil dan sebuah nasib yang memilukan
aku sadar ternyata sebegini menyakitkan, sebuah hal kecil yang tak pantas aku tangisi
nyatanya pedih dihati tak dapat lagi dibendung , pilu yang mengalir perlahan adalah sebuah kisah dan jawaban.
pilu yang mengalir adalah sebuah curhatan dan pilu itu menggambarkan apa yang terjadi ketika kita tak dapat lagi mengatakannya dengan sebuah kata-kata.
aku menutup mataku mengingat bagaimana pentingnya hidup, sebuah jalan kehidupan dahulu yang kujadikan pelajaran sekaligus pengalaman yang tak dapat ku hindarkan
Sebuah memori yang tak dapat lagi menguncinya rapat-rapat, semua akan tetap teringat.
aku membuka mata lagi , mengusap pilu itu dan berusaha bangkit, rasanya seperti mengobati luka dengan kayu kasar. terasa sulit , bahkan membuka mata sekalipun.
Mentari pagi tak lelahnya menyinari dunia yang fana ini, ia tetap bertahan dan tetap menerangi dunia sekalipun dunia bagai  sebuah kehampaan hitam yang gelap. Mentari yang tak pernah mengeluh , mentari yang tak pernah berubah walaupun dunia yang diteranginya berubah sedemikian rupa.
Kepalaku berulah lagi dan lagi, sebuah memori yang menggugurkan arti semangat.
andai waktu bisa diputar kekiri dan aku akan memilih untuk tidak bermain dengannya. Aku akan memilih untuk menyudahi sebuah jalan perannya.
Aku ingin seperti Mentari, yang terus bertahan walaupun dunianya berubah.
sebuah lara yang menggema akan kehausan kasih sayang kini telah berubah,
sebuah lara yang terlanjur dilukai oleh sepatah kata,
kata-kata yang tak ubahnya lebih kejam dari pisau.
Masih tersisa sebuah harapan kecil yang dapat menghentikan pilu itu.

Comments

Popular Posts